Selasa, 06 Maret 2012

Data Rill Terbaru Produk Penghimpunan dan Penyaluran Dana di Bank Syariah

 
Amanata Shofa (20100730042)
Sistem Operasional Bank Syariah A  [Bpk Gita Danupranata, SE., M.M]
1.Data riil terbaru yang menggambarkan  prosentase jenis produk penghimpunan dana dari nasabah dan penyaluran dana kepada nasabah dari bank syariah di Indonesia.
Jawab:
Selama tahun 2011 perbankan syariah Indonesia mengalami salah satu masa pertumbuhan tertinggi, dimana pada Oktober 2011 pertumbuhan aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah telah mencapai 48,1% (yoy) yang merupakan pertumbuhan tahunan tertinggi selama tiga tahun terakhir, dengan pangsa pasar mencapai ± 3,7 %. Walaupun perekonomian global khususnya Eropa dan Amerika masih dibayangi perlambatan pertumbuhan, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia di tahun depan masih tetap mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam kisaran 6,3% - 6,7%. Dan Penghimpunan dana pihak ketiga meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat meningkat sebesar 46,43%.

Tabel 1. 1 Perkembangan Aset, DPK dan Penyaluran Dana BUS dan UUS 
                                                                                    (Rp Triliun)

Okt-10
Okt-11
Growth

Nominal
(%)

Aset

85,85
127,19
41,34
48,10

DPK

66,48
101,57
35,09
52,79

Penyaluran Dana

83,81
122,73
38,92
46,43


Penghimpunan dana perbankan syariah mengalami peningkatan yang tinggi selama satu tahun terakhir dari Rp 66,48 triliun pada Oktober 2010 menjadi Rp 101,57 triliun pada Oktober 2011 atau meningkat 52,79%. Meskipun mengalami sedikit penurunan di awal tahun sebagai akibat dari January effect, namun penghimpunan dana dapat dipertahankan meningkat secara stabil pada triwulan III 2011. Laju pertumbuhan pada triwulan III 2011 yang sebesar 52,79% (yoy) tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2010 sebesar 39,16%. Penghimpunan dana masyarakat sebagaimana dalam Tabel 1.2, terbesar adalah dalam bentuk deposito yaitu Rp 62,02 triliun (61,06%) diikuti oleh Tabungan sebesar Rp27,81 triliun (27,38%) dan Giro sebesar Rp11,05 triliun (10,88%).

Tabel 1.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga BUS dan UUS
                                                                                 
                                                                                                (Rp Triliun)
DANA PIHAK
KETIGA
Okt-10

Okt-11
Growth

Nominal


Share
(%)
Nominal

Share
(%)

Nominal
(%)
Total Dana Pihak Ketiga

66,48
100,00
101,57

100,00
35,10

52,79
Tabungan

19,33
29,07
27,81

27,38
8,49

43,93
- wadiah
2,18

4,33

2,15

98,53
- mudharabah

17,15

23,49

6,34
36,99
Deposito

39,23
59,01
62,02

61,06
22,79

58,11
Giro (wadiah)

7,12
10,70
11,05

10,88
3,94

55,31
Lainnya

0,81

1,22
0,69
0,68
(0,12)

(15,04)

Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, produk deposito dan tabungan merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011. Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu sekitar 61,06% dari posisi tahun lalu Rp39,23 triliun menjadi Rp62,02 triliun. Selain itu, produk tabungan juga meningkat cukup tinggi yaitu sebesar 27,38% sehingga tabungan iB perbankan syariah menjadi Rp27,81 triliun dari posisi tahun sebelumnya yang tercatat Rp19,33 triliun. Disisi lain, giro merupakan produk dengan perolehan yang berfluktuatif selama satu tahun terakhir, dimana mengalami 3 penurunan pada beberapa bulan, namun secara keseluruhan meningkat sekitar 10,88%
dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan imbal hasil yang tinggi. Imbal hasil deposito berfluktuasi antara 7,24% sampai dengan 9,11% (equivalent rate), sedangkan imbal hasil tabungan sekitar 2,91% dan giro sekitar 1,47% (equivalent rate). Dengan demikian wajarlah apabila produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk tabungan. Lebih lanjut, produk deposito yang paling diminati masyarakat adalah deposito 1 (satu) bulan.
Sedangkan dari sisi penyaluran dana sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.3, piutang Murabahah paling mendominasi tercatat sebesar Rp52,06 triliun atau 42,42% diikuti oleh pembiayaan Musyarakah yang sebesar Rp17,73 triliun (14,45%) dan piutang Qardh sebesar Rp13,02 triliun (10,61%). Penyaluran dana berupa piutang Qardh mengalami peningkatan yang sangat tinggi yaitu sebesar 295,17% yang didominasi oleh peningkatan Qardh (gadai) emas.

Tabel 1.3 Penyaluran Dana BUS dan UUS
(Rp Triliun)
PENYALURAN DANA
Okt-10
Okt-11
Growth
Nominal

Share
(%)

Nominal

Share
(%)

Nominal
(%)
Total Penyaluran dana  
83,81
100
122,73
100
38,92
46,43
Pembiayaan  
62,99
75,16
96,62
78,72
33,62
53,38
Piutang Murabahah  
34,83
41,56
52,06
42,42
17,23
49,46
Piutang Qardh
3,29
3,93
13,02
10,61
9,72
295,17
Mudharabah
8,41
10,04
10,14
8,26
1,73
20,54
Musyarakah
13,42
16,01
17,73
14,45
4,31
32,11
Lainnya
3,04
3,62
3,67
2,99
0,64
20,92
Antar Bank
3,64
4,34
3,66
2,98
0,02
0,49
Penempatan di BI
11,19
13,35
16,21
13,21
5,02
44,89
Surat Berharga
5,67
6,76
5,94
4,84
0,27
4,78
Penyertaan
0,09
0,10
0,05
0,04
(0,04)
(46,59)
Tagihan lainnya
0,24
0,28
0,26
0,21
0,02
9,32

Komitmen perbankan syariah untuk menggerakkan sektor riil tidak saja diimplementasikan dengan cukup baik namun juga telah diusahakan secara terus menerus dalam mengoptimalkan pencapaiannya. Pembiayaan sebagai upaya lembaga finansial dalam menggerakkan sektor riil telah mendapat perhatian tinggi dari perbankan syariah. Sebesar 78,72% aktiva perbankan syariah atau Rp 96,62 triliun diinvestasikan kedalam sektor ini. Sedangkan aktiva berupa 4 penempatan pada Bank Indonesia dan surat berharga yang dimiliki, masing-masing mempunyai pangsa sebesar 13,21% (Rp 16,21 triliun) dan 4,84% (Rp 5,94 triliun) dari total aktiva (lihat tabel 1.3). Dari sisi perkembangannya, portofolio perbankan syariah pada Bank Indonesia
meningkat sebesar 44,89%. Sedangkan penempatan di bank lain (PUAS) hanya mengalami peningkatan 0,49% (± Rp 18 miliar).
Penyaluran dana masyarakat perbankan syariah meningkat tinggi sebesar 46,43% dari Rp 83,81 triliun menjadi Rp122,73 triliun. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan (termasuk jenis piutang) menempati jumlah terbesar yaitu Rp 96,62 triliun atau sekitar 78,72% diikuti penempatan pada Bank Indonesia yaitu dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), giro, dan Fasilitas Bank Indonesia Syariah (FASBIS) yang tercatat sebesar Rp16,21 triliun (13,21%), sedangkan Surat Berharga yang dimiliki dan Penempatan pada Bank lain masingmasing sebesar Rp5,94 triliun (4,84%) dan Rp3,66 triliun (2,98%).
Tingginya pertumbuhan penghimpunan dana telah dapat diimbangi dengan pertumbuhan penyaluran dana kepada sektor riil baik berupa pembiayaan (Mudharabah dan Musyarakah), piutang (Murabahah, Istisna, dan Qardh), dan dalam bentuk pembiayaan Ijarah. Sehingga fungsi intermediasi perbankan dapat relatif terjaga yang tercermin dari FDR agregat perbankan syariah tercatat cukup tinggi yaitu sebesar 95,08% meningkat jika dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 94,76%. Selain fungsi intermediasi, untuk memberikan pelayanan dengan jangkauan yang lebih luas bagi masyarakat, akses jaringan perkantoran meningkat menjadi 1.688 dari 1.388 (Okt’2010) kantor pada tahun sebelumnya. Perluasan jaringan kantor tersebut telah mampu meningkatkan pengguna bank syariah yang tercermin dari
peningkatan jumlah rekening yaitu 2,11 juta rekening dari 6,55 juta rekening menjadi 8,66 juta rekening (yoy).

2.Berdasar data tersebut akan tergambar jenis produk yang terbesar maupun jenis pruduk yang terkecil baik untuk penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
JAWAB
Produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati yaitu  sekitar 61,06% dari posisi tahun lalu Rp39,23 triliun menjadi Rp62,02 triliun, dibandingkan produk tabungan. Sedangkan dari sisi penyaluran dana piutang Murabahah paling mendominasi tercatat sebesar Rp52,06 triliun atau 42,42% diikuti oleh pembiayaan Musyarakah yang sebesar Rp17,73 triliun (14,45%) dan piutang Qardh sebesar Rp13,02 triliun (10,61%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar